Strategydesk – ECB sebaiknya memangkas suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke sistem perbankan lewat pinjaman murah atau mulai melakukan pembelian aset, dalam rangka mencegah deflasi dan memperkuat ekonomi. Kepala IMF cabang Eropa Reza Moghadam menyampaikan hal itu lewat blog yang juga ditulis oleh deputinya Ranjit Teja dan ekonom senior Pelin Berkmen. “Terlalu banyak hal bagus itu boleh saja, termasuk inflasi rendah,” katanya. Menurutnya, inflasi rendah kadang bisa menguntungkan. Tapi dalam konteks masalah utang yang menyebar saat ini, hal itu bisa berbahaya bagi pemulihan di zona euro, terutama di negara rentan, di mana mereka berusaha mengurangi utang, pengangguran dan meningkatkan daya saing. Dalam blog itu, ia mengatakan ECB harus yakin kebijakannya mampu menghentikan penurunan inflasi dan mencegah deflasi. “ECB perlu mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, dan yang lebih penting lagi, mencari jalan untuk menambah neracanya, baik lewat pinjaman murah LTRO atau quantitative easing,” katanya. Imbauan itu datang meski data terakhir menunjukkan inflasi di blok mata uang itu stabil bulan lalu. Imbauan itu juga datang setelah Direktur Pelaksana Christine Lagarde Senin lalu mengatakan pihaknya melihat adanya risiko inflasi rendah berkepanjangan dan bank sentral harus siap bertindak demi menjaga pemulihan. ECB hari ini akan mengumumkan keputusan rapatnya, para ekonom masih terpecah soal apakah Mario Draghi dkk akan melonggarkan kebijakan atau tidak. Ada spekulasi ECB akan melonggarkan kebijakannya dengan mengakhiri sterilisasi pembelian obligasi yang bisa melepas 175 miliar euro ke sistem keuangan. Hal itu bisa menekan bunga antar bank di kawasan. ECB terakhir kali memangkas suku bunga 25 bops ke 0,25% pada Nopember lalu. Langkah itu cukup mengejutkan karena tidak ada sinyal sebelumnya. OPEN ACCOUNT WHOTRADES